Pages

Friday, December 15, 2006

Negara Palsu

Sebetulnya ini pembicaraan makan siang antara gw dan tiga orang temen gw beberapa waktu lalu.

Seperti biasa disaat makan siang bersama kawan-kawan arah obrolan selalu tidak jelas. Dan ditengah-tengah pembicaraan gw memunculkan sebuah pertanyaan kepada mereka.

"Sebutkan satu kesamaan diantara seluruh orang indonesia"

Salah seorang menjawab, "Kita semua pernah dijajah belan.... da".

Yup, ditengah-tengah kalimat dia sadar ada daerah-daerah seperti aceh yang tidak pernah dijajah belanda, atau timor-timor yang dijajah portugis.

Orang yang lain menjawab, "Kita semua ras melayu, kalo timor-timor dan irian jaya gak dihitung".

Gw hanya tersenyum, menanti tanggapan orang terakhir.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya dia mengeluarkan komentar. "Tadinya gw mau jawab asal-muasal. Tetapi kalo dilihat dari asal-muasal orang irian dan timor-timor sepertinya gak mungkin sama. Jangankan hal itu di sumatra aja antara orang padang dan orang medan mengaku memiliki leluhur yang berbeda".

Kita semua terdiam untuk sejenak, akhirnya gw memecah kesunyian.

"Gak ada yang bisa jawab? Sebetulnya ada satu kesamaan yang dimiliki oleh semua orang indonesia, Bahasa Indonesia".

Yup, betul. Hanya hal itu saja yang menyatukan negara kita ini. Kita tidak punya latar belakang sejarah yang sama. Ada beribu kultur yang berbeda di indonesia. Bahkan keadaan alamnya pun tidak homogen. Dengan tidak adanya landasan dimasa lampau yang dimiliki bangsa ini, wajar saja kalau kita tampaknya begitu mudah dipecah-belah, karena memang sudah jelas, kita berbeda-beda. Dan perbedaan ini bukan seperti negara kita ini terbagi mejadi dua atau tiga bagian saja. Tapi bisa berpuluh-puluh atau beratus-ratus bagian.

Kalau begitu bagaimana mungkin wilayah-wilayah yang tidak memiliki persamaan ini bisa bersatu? Seperti keajaiban saja selama ini kita bisa tetap menjadi negara yang utuh. Dan disitulah jawaban peran dari jawaban gw.

Kalau kita melihat ke masa lampau, bahasa indonesia tidak akan terlepas dari sumpah pemuda. Sebuah tonggak sejarah, dimana bahasa indonesia diakui sebagai bahasa persatuan. Dan kalau kita melihat lebih jauh lagi sejarah tentang bahasa indonesia, kita mungkin akan terkejut akan perannya bagi bangsa indonesia. Bahasa indonesia dikonsepkan oleh oleh bung karno, bung hatta dan beberapa rekan lainnya. Dalam pembuatan konsepnya bahasa indonesia memang telah dibuat sesederhana mungkin untuk dapat dipelajari dengan cepat dan memiliki kata-kata serapan dari seluruh bahasa di indonesia. Itu semua dibuat dengan tujuan agar bahasa indonesia mendapat tempat di seluruh wilayah indonesia.

Thats right, bahasa indonesia semenjak awal memang sudah didesain untuk menjadi alat pemersatu negara kita yang tidak memiliki kesamaan ini. Thats the power of our founding father. Tanpa itu, tidak akan ada negara indonesia.

Negara Palsu

Atas dasar itulah gw menyebut negara kita ini negara kita itu negara palsu. Kita tidak berdiri karena kita memiliki suatu kesamaan yang memang secara mendasar dimiliki oleh segenap bangsa ini. Tapi kita memiliki kesamaan karena kita diberikan kesamaan, dibuat untuk memiliki kesamaan. Dan mungkin itulah alasan paling mendasar kenapa kita begitu mudah terpecah-belah.

Kalo melihat kenyataan itu sepertinya masa depan negara kita kelam banget :(, but thats not my point.

Point gw adalah, kita harus melihat kekuatan yang dimiliki oleh founding fathers kita. Berbagai instrumen telah dipersiapkan untuk menjaga kedaulatan negara ini. Pancasila yang benar-benar unik, bukan forking dari ideologi bangsa lain. Slogan bhineka tunggal ika yang sudah menekan kan kita perbedaan kita bukan permasalahan. Mungkin karena terlalu lama kita di indoktrinasi, kita malah menjadi alergi terhadap hal-hal ini. Guess what, karena kita terlalu berusaha menyerap ideologi-ideologi negara lain, tanpa menyadari negara kita ini begitu unik, bangsa kita mengalami krisis identitas. Kita menjadi bangsa yang amerika wannabe, atau arab wannabe. Jangan karena ada pihak yang melakukan misuse terhadap instrumen-instrumen itu. Kita menjadi benci terhadap dasar-dasar yang melandasi negara ini.

Dan sudah saatnya kita sadar kalau kita adalah negara yang unik. Untuk dapat ikut maju di jaman moderen ini, kita tidak bisa hanya mencontoh. Kita juga harus bisa melaluinya dengan cara kita sendiri. Karena kita memang berbeda, tetapi satu.

No comments: