Pages

Tuesday, July 1, 2008

Keberpihakan

Pertamax sebentar lagi menembus angka 10 Ribu, sementara harga LPG 12 Kg hari ini resmi dinaikkan 20%. Sementara hingga tahun 2012 direncanakan akan ada kenaikan BBM secara berkala untuk mengimbangi harga minyak dunia. Gw mulai bertanya-tanya, sebetulnya negara ini milik siapa ?

Sewaktu kenaikan BBM yang terakhir kali, menurut gw memang tidak bisa dielakkan. Setelah sekian tahun harga BBM ditahan, dan dorongan harga minyak luar negeri, in order for our country to survive, It's Ok.

Tetapi gw sekarang mulai merasa annoyed. Warga indonesia memang sifat dasarnya pemaaf dan menurut pada pimpinan. Tetapi bukan berarti mereka bodoh dan bisa dimanfaatkan terus menerus. Karena yang kemarin dimaafkan, seakan-akan menjadi persetujuan untuk kenaikan selanjutnya. Tetapi itu bukan kenyataan, and if you're not careful. It's gonna be your downfall.

Kenaikan kemarin masuk akal, karena memang keadaan yang begitu menjepit. Tidak ada pihak yang dalam 1 tahun sebelumnya bisa menebak kenaikan sedrastis itu. If not for that subprime mortgage case, maybe we wouldn't face this condition.

Tetapi itu tahun lalu, untuk tahun kedepan ? Itu bukan sesuatu yang unpredictable lagi, lalu kenapa solusi kita tetap sama seperti sekarang. Kalo harga minyak dunia naik, yah kita naikkan saja harga BBM dalam negeri disesuaikan dengan harga di luar. That so damn fucking stupid!

Kita punya waktu 2 tahun, dan kalo gw gak salah ingat hingga ke 2012 masih ada 4 tahun. Kita harus bersiap dengan solusi yang real. Dengan hitungan optimis, tahun 2009 melakukan explorasi ladang2 baru, sambil membangun yang ada sekarang. Tahun pembagunan 2010 selesai dan ladang2 lain ditemukan. Berarti kita bisa menurunkan defisit impor BBM kita. Kalo seiring defisit turun, maka beban harga impor di APBN pun bakal menurun.

Itu sendiri solusi yang benar-benar menyentuh core dari masalah BBM di indonesia. Sementara itu masih banyak solusi-solusi intermediate. Beralih ke bahan bakar alternatif, menekan tingkat konsumsi BBM, menggalakkan mass transportation, audit dan incentif bagi para penghemat energi. Begitu banyak solusi-solusi itu yang bisa dijalankan. Anggap saja perhitungan optimis tadi molor jadi 2 kalilipat, sehingga baru selesai 2012. Tetapi solusi-solusi intermediate tetap bisa dijalankan. Kalau begitu kenapa harus ada rencana kenaikan bertahap ?

Sebagai persiapan for the worst case scenario masih masuk diakal. Tetapi jadi menimbulkan pertanyaan lain. Kenapa bukan solusi optimisnya yang digembar-gemborkan bahwa kita bisa menghentikan defisit BBM ditahun 2010 dengan langkah2 A,B,C....dst. Kalau masyarakat kita tidak diberi target dan alternatif solusi, bagaimana bisa masyarakat kita keluar dari krisis ini dengan kemampuan mereka sendiri? Sebenarnya mampu gak sih kita ? Kalo gw yakin mampu, just give us a chance, walaupun gak 100%. Dengan sukses 80% aja, kita sudah bisa berubah menjadi bangsa mandiri yang gak dijadikan mainan oleh bangsa-bangsa lain lagi.

Tapi kalau melihat track record pemerintah kita sekarang, kalau mereka sudah merencanakan they gonna go through with it. Coba aja distatistik. Dari sekian banyak rencana impor gula, beras, bbm, tabung elpiji, kedelai. Berapa banyak yang berhasil digagalkan oleh DPR?

Dan itu yang membawa gw ke judul post ini. Sebetulnya untuk apa negara ini berdiri ? Bukannya negara berdiri karena rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat yang seperti apa ? Tentu saja yang warga Negara Indonesia. Angka yang terakhir gw ingat, ada 220 Juta penduduk indonesia. Assuming datanya dari KTP, berarti ada 220 juta warga negara indonesia. Kalau dengan kebijakan ini malah menyakitkan 200 juta warga negara indonesia, untuk apa kebijakan ini diambil ? Demi negara ? Kalau negara tidak mampu melindungi warganya , untuk apa negara itu berdiri ? Dia telah gagal secara mendasar. Tugas negara adalah melindungi rakyatnya, gunakan resource, peraturan, SDM yang ada dan melimpah ruah ini untuk melindugi rakyat, with any mean necessary. Itulah negara yang sesungguhnya.

Kalo begitu negara kita saat ini itu apa ? apakah bukan negara sesungguhnya ?

In my view, saat ini negara kita hanyalah sebuah boneka dari pemerintah. Kebijakannya yang tidak berpihak kepada rakyat banyak menandakan negara kita sedang dibius, disekap dan dibelenggu. Oleh siapa ? Saat ini yang terlihat oleh gw hanyalah 3 pihak :

1. Birokrat yang sudah lupa bagaimana rasanya menjadi rakyat biasa, karena terlalu lama terjebak dalam sistem dan memisahkan diri dari realitas dengan mobil mewah, rumah berpagar tinggi, udara ber-AC.
2. Kalangan bangsawan yang semenjak lahir telah terdoktrin bahwa nasib manusia ditentukan oleh siapa yang melahirkan dia.
3. Para penimba ilmu yang merasa tingkat kecerdasan yang diterimanya, hanyalah milik dirinya sendiri.

Lalu bagaimana cara kita membangunkan negara kita yang terlelap sekian lama setelah merdeka ?

I don't know :) I'm just one person with insignificant power. Mana mungkin gw tahu solusi untuk masalah sekompleks ini :) Yang gw tahu hanyalah dua anak tangga pertama dari seribu tangga yang harus kita titi.

Yang pertama berpihaklah kepada rakyat, bukan segelintir orang. Yang kedua, ungkapkanlah fakta sebanyak-banyaknya tentang negara ini. Ungkapkan dengan angka-angka yang pasti, jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. Jangan takut akan efeknya, biarkan rakyat yang menilai, didiklah terus menerus dan biarkan mereka yang mengolah angka-angka tersebut. Karena keterbukaan akan kebobrokan negara kita, adalah awal dari segalanya. Tanpa itu, negara kita akan selalu tertidur.

Berserah-dirilah, karena rumus mutlak didunia ini adalah : 1 persen usaha, 1 persen doa, dan 98 persen system yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Regards

No comments: